Minggu, 11 Maret 2012

Cerpen " Semangat Hidup Ku"


       
 Sejak kecil aku hidup dengan nenekku, ayah dan ibu ku sudah lama merantau, mereka tidak pernah mengunjungi kami. Setiap hari aku berjualan kue disekolah dan di tempat-tempat lainnya, kue yang ku jual ini adalah bikinan nenek ku. “ kue.. kue.. kue” teriak ayu. “ bu mau beli?”Tanya ayu , “ berapa harganya nak?”Tanya si ibu. “ satu kue  Rp. 500 bu” sambil menyodorkan kantong. “ saya beli Rp. 5000 ya nak” kata si bu sambil memasukkan kue ke kantong. “ baik bu”. Setelah selesai jualan aku segera pulang, hasil jualan aku berikan kepada nenek dan separonya aku tabung untuk biaya sekolah.

            Setelah dirumah aku membantu nenek ku menganyam batik milik Bu Ani.  Aku dan nenek ku baru hari ini mendapatkan pekerjaan ini. kami di upah Rp. 10.000 per hari, hitung-hitung untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari dan membantu biaya sekolahku juga.

            Oh ya, nama aku Ayu Septiany Putri, aku siswa SMP Merdeka 01, aku siswa kelas IX A. aku siswa yang rajin, jujur, disiplin dan pantang menyerah. Nama nenek ku adalah nenek Leni / mbah Leni. Nenek ku masih kelihatan muda, umurnya 60an. Nenek ku tidak seperti nenek yang kulihat dikampungku, nenek ku masih kelihatan cantik dan masih bias berjalan jauh tanpa bantuan orang lain.

            Keesokan harinya, “ yu bangun sekolah lagi” seru nenek. “ iya nek” teriak ayu sambil menambil handuk. Setelah selesai mandi aku membereskan tempat tidurku, sarapan pagi dan siap-siap pergi ke sekolah. “ ayu srapan dulu nenek sudah siapin kamu kue ke sukaan mu” sambil memasukkan kue untuk jualan ayu di sekolah. “iya nek” sambil menuju meja makan. Setelah selesai makan ayu bergegas menuju pintu dan berpamitan kepada neneknya. “nek ayu berangkat sekolah dulu ya” sambil salam. “ iya, belajar yang benar ya” smbil melambaikan tangan.

            Sesampainya disekolah, ayu menitipkan jualannya di kantin Mbak Yuyun. “ bak saya titip kuenya ya” sambil meletakkan kue di atas meja. “ oh ya, ini uang dari hasil jualan kemarin” kata bak yuyun sambil menyodorkan uangnya.” Makasih ya mbak” smbil bergegas kekelas.

            Sesampainya dikelas, ayu melihat banyak sampah yang bertebaran di kelas, segera ayu menagmbil spud an membersihkannya. Setelah selesai mengumpulkan sampah tinggal membuangnya, tiba-tiba Rini dating dan menendang botol sehingga mengenai sampah yang telah di spu ayu tadi. “ Eh sorry ya, aku gak tau kalo kamu sedang nyapu” sambil bergegas masuk kelas dan duduk menertawakan kejadian tadi. Ayu tidak marah malahan dia membereskan sampah yang berterbangan tadi dan segera membuangnya.

            Setelah bell sekolah bunyi para murid masuk, dan pelajaran pun dimulai. “ Ayu silahkan kamu maju” seru Bu Dewi. “ada apa ya bu?” Tanya ayu. “ kamu belum membayar uang SPP sekolah selama 3 bulan. Kalo kamu belum biasa melunasinya besok kamu tidak boleh sekolah”. “ tapi bu, boleh kah saya membayarnya setengah dulu sisanya nanti saya cicil” Tanya ayu sambil menangis. “ kamu biasa Tanya pak kepala sekolah nanti setelah pulang” kata bu dewi. “baik bu” kata ayu sambil menuju ke tempat duduknya.

             Bell sekolah pun berbunyi tanda waktu istirahat pun “ kamu kenapa yu?” Tanya desi. “aku tidak apa-apa kok des?”sambil tersenyum.” Tadi kenapa kamu menangis?”.”hm.. gini des, tadi tu Bu dewi bilang kalo aku harus lunasi SPP sekolah, sebelum ujian, kalo tidak aku tidak bias ujian des”sambil menagis.” Udah gak usah menagis, entar kita cari jalan keluarnya”.sambil menenangkan ayu.” Tapi kayak mana carany des?”mengusap air matanya.” Bagaimana kalo gini aja”sambil berbisik ke ayu.”tapi bagaimana caranya?”Tanya ayu.”itu mah gampang ayu, serahin aja sama aku”.

            Setelah pulang sekolah aku dan desi menuju ruang pak kepala sekolah, disana aku berbincang-bincang dengan bapak, tetapi semuanya tidak seperti yang ku bayangkan, aku kira bapak itu masih bias memberikan kelonggaran waktu agar aku bias membayarnya, tapi ternyata tidak. Aku begitu sedih, harus mencari kemana uang segitu. Aku tidak bias mengatakan ini semua ke nenek, nenek tidak punya uang sebanyak itu, aku tidak mau merepotkan nenek, aku tidak mau nenek mengutang lagi. Aku ingin mencari uang sendiri tapi bagaimana caranya, aku bingung.

            Keesokkan harinya, aku tidak sekolah, aku berjualan Koran untuk membayar SPP, ketika aku menyeberang aku melihat Rini, pastu Rini hamper saja ketabrak, tetapi untung aku segera menyelamatkannya.
“kamu tak apakan Rin?” Tanya aku sambil membawanya ke pinggir jalan.
“tidak apa kok, makasih ya yu!” sambil tersenyum.
“lah tadi kok kamu tidak sekolah? Kenapa?”
“ aku mencari uang rin, untuk membayar uang SPP, kalo tidak melunaskannya, aku tidak bias ikut ujian” sambil menagis.
“ya ampun, sudah jangan menangis” sambil memberikan sapu tangannya ke ayu.
“iya makasih ya” mengusap air matanya
“besok kamu sekolah saja” seru Rini.
“tapi, aku harus mencari uang, kalo udah cukup aku baru mau masuk sekolah” seru ayu.
“tapi kawan-kawan dan bu guru pada mencari kamu yu”. “ baiklah rin, besok aku sekolah” sambil berjalan menuju rumah Rini.
“makasih ya yu udah nolong aku, kalo tidak ada kamu mungkin aku tak ada disini” sambil tersenyum.” Ya Rin sama-sama”.

            Sesampainya dirumah, ayu kaget melihat ada bu guru ada dirumahku, nenek ku memerahiku karna aku tak sekolah, bu guru menceritakan semuanya kepada nenek, nenekku menangis dan nenekku berkata “besok kamu harus sekolah yu, biar nenek yang mencari uangnya, walaupun minjam kepada tetengga” sambil mengelus kepala ku.
Aku tidak biasa berbicara sepatah katapun pada saat itu.


            Keesokkan harinya, aku datang kesekolah, aku melihat kawan aku tersenang gembira melihat ku. Aku pun tersenyum.
Setelah bell masuk bunyi, kami semua bersiap-saip untuk memulai pelajaran, pada waktu itu Bu Dewi memanggil nama ku dan aku melihat ada mamanya Rini, lupanya mamanya Rini telah membayarkan uang SPP ku, dan aku sangat berterimakasih kepada mama Rini.
Dan aku bias ikut ujian minggu depan.

            Setelah ujian selesai, tinggal menunggu detik-detik pengambilan rapot, pada hari itu, aku dedekkan kali, aku berdoa” semoga aku mendapat juara ya allah”. Sekarang giliran kelas IX A, jantungku semakin berdebar kencang. “ Juara 1 adalah Ayu septiany putri” seru pak kepala sekolah,dan aku pun maju, aku mengucapkan rasa syukur dan aku sangat senang, begitupun nenek dan kawan-kawan aku.” Selamat ya yu, kamu memang siswa yang berperestasi, kamu masih bias member peluang untuk belejar, walaupun kamu harus berjualan seharian, saya salut denagn kamu” kata pak kepala sekolah. ‘ iya pak, sama-sama pak”. Sambil tersenyum penuh kegembiraan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar