Sejak kecil aku hidup dengan nenekku, ayah dan
ibu ku sudah lama merantau, mereka tidak pernah mengunjungi kami. Setiap hari
aku berjualan kue disekolah dan di tempat-tempat lainnya, kue yang ku jual ini
adalah bikinan nenek ku. “ kue.. kue.. kue” teriak ayu. “ bu mau beli?”Tanya
ayu , “ berapa harganya nak?”Tanya si ibu. “ satu kue Rp. 500 bu” sambil menyodorkan kantong. “
saya beli Rp. 5000 ya nak” kata si bu sambil memasukkan kue ke kantong. “ baik
bu”. Setelah selesai jualan aku segera pulang, hasil jualan aku berikan kepada
nenek dan separonya aku tabung untuk biaya sekolah.
Setelah
dirumah aku membantu nenek ku menganyam batik milik Bu Ani. Aku dan nenek ku baru hari ini mendapatkan
pekerjaan ini. kami di upah Rp. 10.000 per hari, hitung-hitung untuk memenuhi
kebutuhan kami sehari-hari dan membantu biaya sekolahku juga.
Oh
ya, nama aku Ayu Septiany Putri, aku siswa SMP Merdeka 01, aku siswa kelas IX
A. aku siswa yang rajin, jujur, disiplin dan pantang menyerah. Nama nenek ku
adalah nenek Leni / mbah Leni. Nenek ku masih kelihatan muda, umurnya 60an.
Nenek ku tidak seperti nenek yang kulihat dikampungku, nenek ku masih kelihatan
cantik dan masih bias berjalan jauh tanpa bantuan orang lain.
Keesokan
harinya, “ yu bangun sekolah lagi” seru nenek. “ iya nek” teriak ayu sambil
menambil handuk. Setelah selesai mandi aku membereskan tempat tidurku, sarapan
pagi dan siap-siap pergi ke sekolah. “ ayu srapan dulu nenek sudah siapin kamu
kue ke sukaan mu” sambil memasukkan kue untuk jualan ayu di sekolah. “iya nek”
sambil menuju meja makan. Setelah selesai makan ayu bergegas menuju pintu dan
berpamitan kepada neneknya. “nek ayu berangkat sekolah dulu ya” sambil salam. “
iya, belajar yang benar ya” smbil melambaikan tangan.
Sesampainya
disekolah, ayu menitipkan jualannya di kantin Mbak Yuyun. “ bak saya titip
kuenya ya” sambil meletakkan kue di atas meja. “ oh ya, ini uang dari hasil
jualan kemarin” kata bak yuyun sambil menyodorkan uangnya.” Makasih ya mbak”
smbil bergegas kekelas.
Sesampainya
dikelas, ayu melihat banyak sampah yang bertebaran di kelas, segera ayu
menagmbil spud an membersihkannya. Setelah selesai mengumpulkan sampah tinggal
membuangnya, tiba-tiba Rini dating dan menendang botol sehingga mengenai sampah
yang telah di spu ayu tadi. “ Eh sorry ya, aku gak tau kalo kamu sedang nyapu”
sambil bergegas masuk kelas dan duduk menertawakan kejadian tadi. Ayu tidak
marah malahan dia membereskan sampah yang berterbangan tadi dan segera
membuangnya.
Setelah
bell sekolah bunyi para murid masuk, dan pelajaran pun dimulai. “ Ayu silahkan
kamu maju” seru Bu Dewi. “ada apa ya bu?” Tanya ayu. “ kamu belum membayar uang
SPP sekolah selama 3 bulan. Kalo kamu belum biasa melunasinya besok kamu tidak
boleh sekolah”. “ tapi bu, boleh kah saya membayarnya setengah dulu sisanya
nanti saya cicil” Tanya ayu sambil menangis. “ kamu biasa Tanya pak kepala
sekolah nanti setelah pulang” kata bu dewi. “baik bu” kata ayu sambil menuju ke
tempat duduknya.
Bell sekolah pun berbunyi tanda waktu
istirahat pun “ kamu kenapa yu?” Tanya desi. “aku tidak apa-apa kok des?”sambil
tersenyum.” Tadi kenapa kamu menangis?”.”hm.. gini des, tadi tu Bu dewi bilang
kalo aku harus lunasi SPP sekolah, sebelum ujian, kalo tidak aku tidak bias
ujian des”sambil menagis.” Udah gak usah menagis, entar kita cari jalan
keluarnya”.sambil menenangkan ayu.” Tapi kayak mana carany des?”mengusap air
matanya.” Bagaimana kalo gini aja”sambil berbisik ke ayu.”tapi bagaimana
caranya?”Tanya ayu.”itu mah gampang ayu, serahin aja sama aku”.
Setelah
pulang sekolah aku dan desi menuju ruang pak kepala sekolah, disana aku
berbincang-bincang dengan bapak, tetapi semuanya tidak seperti yang ku
bayangkan, aku kira bapak itu masih bias memberikan kelonggaran waktu agar aku
bias membayarnya, tapi ternyata tidak. Aku begitu sedih, harus mencari kemana
uang segitu. Aku tidak bias mengatakan ini semua ke nenek, nenek tidak punya
uang sebanyak itu, aku tidak mau merepotkan nenek, aku tidak mau nenek
mengutang lagi. Aku ingin mencari uang sendiri tapi bagaimana caranya, aku
bingung.
Keesokkan
harinya, aku tidak sekolah, aku berjualan Koran untuk membayar SPP, ketika aku
menyeberang aku melihat Rini, pastu Rini hamper saja ketabrak, tetapi untung
aku segera menyelamatkannya.
“kamu tak apakan Rin?” Tanya aku
sambil membawanya ke pinggir jalan.
“tidak apa kok, makasih ya yu!”
sambil tersenyum.
“lah tadi kok kamu tidak sekolah?
Kenapa?”
“ aku mencari uang rin, untuk
membayar uang SPP, kalo tidak melunaskannya, aku tidak bias ikut ujian” sambil
menagis.
“ya ampun, sudah jangan menangis”
sambil memberikan sapu tangannya ke ayu.
“iya makasih ya” mengusap air
matanya
“besok kamu sekolah saja” seru
Rini.
“tapi, aku harus mencari uang,
kalo udah cukup aku baru mau masuk sekolah” seru ayu.
“tapi kawan-kawan dan bu guru pada
mencari kamu yu”. “ baiklah rin, besok aku sekolah” sambil berjalan menuju
rumah Rini.
“makasih ya yu udah nolong aku,
kalo tidak ada kamu mungkin aku tak ada disini” sambil tersenyum.” Ya Rin
sama-sama”.
Sesampainya
dirumah, ayu kaget melihat ada bu guru ada dirumahku, nenek ku memerahiku karna
aku tak sekolah, bu guru menceritakan semuanya kepada nenek, nenekku menangis
dan nenekku berkata “besok kamu harus sekolah yu, biar nenek yang mencari
uangnya, walaupun minjam kepada tetengga” sambil mengelus kepala ku.
Aku tidak biasa berbicara sepatah
katapun pada saat itu.
Keesokkan
harinya, aku datang kesekolah, aku melihat kawan aku tersenang gembira melihat
ku. Aku pun tersenyum.
Setelah bell masuk bunyi, kami
semua bersiap-saip untuk memulai pelajaran, pada waktu itu Bu Dewi memanggil
nama ku dan aku melihat ada mamanya Rini, lupanya mamanya Rini telah
membayarkan uang SPP ku, dan aku sangat berterimakasih kepada mama Rini.
Dan aku bias ikut ujian minggu
depan.
Setelah
ujian selesai, tinggal menunggu detik-detik pengambilan rapot, pada hari itu,
aku dedekkan kali, aku berdoa” semoga aku mendapat juara ya allah”. Sekarang
giliran kelas IX A, jantungku semakin berdebar kencang. “ Juara 1 adalah Ayu
septiany putri” seru pak kepala sekolah,dan aku pun maju, aku mengucapkan rasa
syukur dan aku sangat senang, begitupun nenek dan kawan-kawan aku.” Selamat ya
yu, kamu memang siswa yang berperestasi, kamu masih bias member peluang untuk
belejar, walaupun kamu harus berjualan seharian, saya salut denagn kamu” kata
pak kepala sekolah. ‘ iya pak, sama-sama pak”. Sambil tersenyum penuh
kegembiraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar